Senin, 31 Oktober 2011

Aku Masih Belum Menjawab

Berusaha merefleksikan hari ini.
God, I'm so tired with sin...
Bahkan ketika berdoa dan bilang, "Tuhan, aku gak tau harus berkata apa."
Aku merasa jadi munafik nomor 1 di dunia ini.
Padahal suara Tuhan jelas sekali akhir-akhir ini, Dia bilang:
Dia punya rencana untukku, aku gak perlu takut.
Dia akan menyembuhkan sakitku, aku hanya perlu percaya.
Dia akan menyediakan yang terbaik tepat pada waktunya, aku hanya perlu menunggu.

Yang aku belum bisa jawab sampai detik ini adalah ketika Tuhanku bertanya:
"Jika ada seseorang yang berdiri di tengah-tengah, antara Aku dan engkau, akankah engkau tetap mempertahankan orang itu dan membiarkannya menghalangi engkau datang pada-Ku?"
Lalu aku diam. Gak bisa jawab. Aku berdalih. Aku memberikan alasan demi alasan di dalam hatiku.
Membenarkan hal-hal yang salah. Menunggu langkah yang paling tepat untuk dilakukan.
Bukan langkahku, tapi langkah-Nya. Intervensi-Nya.

Kamis, 20 Oktober 2011

Words

Aku gak tau ya apa cuma aku aja di dunia ini yang mengalami hal ini, atau semua orang juga mengalami hal ini, atau 1:1000 yang mengalaminya. Gak ada penelitian ilmiah soal hal ini. Apa sih hal ini?

Itu, hal ini ituuu... Pikiran-pikiran yang berbicara di dalam otak. Maksudku literally "berbicara".
Bahkan kadang aku gak bisa stop imajinasi aku, gak bisa stop otak aku berpikir mulai dari apa yang aku lihat, apa yang aku dengar, apa yang aku rasa. Dan yang agak rumit adalah saat-saat seperti ketika aku melihat tong sampah dan berpikir 5W 1H mengenainya. That IS suck! >_<"

Aku merasa dianugerahi kemampuan imajinatif yang hebat. Aku suka membayangkan sebuah stage dengan berbagai atribut dekoratifnya, pencahayaannya. Aku punya beberapa teman khayalan. Waktu kecil aku punya beberapa orang, saat remaja aku punya beberapa orang lagi, dan waktu kuliah aku masih ingat mereka adalah Ryan, Satria, Anchi, Rio, Yodan, dkk. Setiap kali aku stress dan pingin kabur, aku bermain sama mereka di pinggiran pantai Anyer, di sebuah rumah megah indah bernama Honey's Ville di seberang hotel berjudul Greg's Kingdom. Aku bisa kasih tau di mana letak wastafel dan warna spreinya..

Weh, am I a schizophrenic? Yah kagak lah, aku sih udah pernah melakukan riset kecil-kecilan dan hell no! Aku jelas bukan penderita skizophrenia (gimana spellnya?)

Aku disibukkan dengan imajinasi sampai kadang-kadang aku lelah sekaliii menyuruh otakku berhenti berpikir tentang sesuatu, tentang seseorang, aku capek menganalisa, capek mengingat, capek membayangkan, capek membuat plan A plan B to Z, capek memikirkan posibilitas. Aku merasa sinting. Aku pingin bisa naik roller coaster di Dufan tanpa berpikir soal kemungkinan benda itu macet di tengah jalan, sabuk pengaman gak berfungsi, sampai ke pendarahan di otak karena terlalu terguncang (bukan sedang melebih-lebihkan).
Aku sangat berhati-hati.
Melelahkan sekali kawan, aku kasih tahu, seperti misalnya lihat keponakanku bermain dan otakku memikirkan segala macam pose kemungkinan dia jatuh, dia kejedot, benda-benda apa yang bisa dia tabrak, bagaimana pertolongan pertama. Aku memikirkan semua posibilitas, mulai dari bagaimana terjadinya sesuatu, bagaimana menyelesaikannya, bagaimana menghindarinya, bagaimana membereskannya. Kalau otakku menemukan 10 posibilitas terjadinya sesuatu karena suatu sebab, berarti 10x (5W1H) yang akan aku pikirkan.

Itu yang negatif.

Berpikir positif itu selalu baik?
Gak juga.

Sama melelahkannya waktu aku berpikir, okay, tahun depan aku wisuda. Aku akan memikirkan bagaimana bentuk kebayaku, siapa yang menemaniku, apa yang harus disiapkan, beli jepit rambut di mana, dan mungkin 50 detail lainnya.

Jadi, aku cuma punya 2 cara untuk meredam suara-suara yang "berbicara" itu.
Membaca dan Mendengarkan Musik.

Membaca
Waktu membaca sebuah buku, bukan.. maksudku membaca sebuah tulisan. Buku, koran, artikel. Kata-kata itu memandu otak aku untuk memikirkan suatu hal. Untuk fokus pada suatu hal. Waktu aku gak menemukan tulisan-tulisan untuk dibaca, otak aku mulai berpikir. Jadi, untuk rehat dari aktifitasnya, selain tidur, aku perlu membaca.

Mendengarkan Musik.
Aku mendengarkan musik, apa saja asal ada instrumennya, semakin banyak instrumen, semakin bagus. Aku bisa memilih-milih mana yang ingin aku dengar, seperti mixer, aku bisa membuat suara gitarnya saja yang terdengar, atau suara pianonya saja yang terdengar. I'm good in listening :)

Aku waras, aku bukan penderita gangguan jiwa. Aku cuma beristirahat saat membaca dan mendengar musik.
Selebihnya, aku berpikir.
Nah, memang manusia begitu kan?

Sincerely,
adinda