Minggu, 24 April 2011

Kebangkitan Yesus, Done!

Kalau Bondan menemukan hidupnya di sela-sela tuts piano,
mungkin gw menemukan hidup gw di antara QWERTYUIOP..

Akhirnya hari ini, beban gw selama 1 bulan terangkat sudah, dan bahkan Tuhan membuat cuaca berpihak pada kami... Begini ceritanya, gw merasa harus mendokumentasikan ini karena gw mendapat pelajaran yang sangat berharga.

Gereja gw, khususnya Sekolah Minggu, biasanya setiap Paskah (always) ngadain piknik, acara jalan-jalan begitu lah. Dan tahun ini melalui serangkaian rapat tidak serius kami memutuskan akan mengadakan Paskah Sekolah Minggu di Hotel Nuansa Bali Anyer.
Tapi, ternyata Paskah kali ini agak berat, karena kami kekurangan peserta. Mostly, karena jadwal Paskah bentrok dengan anak-anak kelas 3 SMP yang besok UN. Dan tak disangka tak dinyana pun beberapa keluarga punya acara tersendiri. Singkat cerita, jadilah kami kekurangan orang. Tahun lalu, peserta Paskah mencapai 80 orang, tahun ini, nyaris gak ada 50. Sedikit sekali anak Sekolah Minggu yang ikut.

Kalau mau di evaluasi, mungkin faktor sistem subsidi kami yang berbeda dari tahun lalu, jadi tahun ini kami subsidi rata, jadi semua peserta dapat subsidi (kaya atau miskin. Sedangkan, tahun lalu kami subsidi full, untuk anak-anak yang menengah ke bawah.
Yang kedua, humas tidak berfungsi dengan baik.
Yang ketiga, faktor kolam renang.
Yang keempat, manajemen panitia yang gak jelas.
Yang kelima,
Yang keenam,
Yang ketujuh sampai yang kesepuluh, gw mau menyalahkan diri gw sendiri.

Sampai H-1, kekurangan dana kami sekitar 600sekian, gw lupa, dan setelah telpon sana telpon sini, akhirnya berkurang jadi 124.000 (gw akan inget terus angka ini). Tapi, ternyata acara "telpon sana telpon sini" itu berbuntut gak enak, karena kakak ipar gw, keseleo lidahnya. Singkat cerita, 1 keluarga berisi 9 orang anggota mengundurkan diri. Silahkan kali @75.000
Sebenernya bagian ini gak penting.
Yang jadi bagian terpenting buat gw adalah: keesokan harinya a.k.a hari ini, tadi pagi.

bla bla bla bla gw skip bagian yang gak pentingnya,
lalu seorang bapak muda (karena dia sudah bapak-bapak, tapi dia memanggil nyokap gw dengan sebutan tante, dan gw memanggil dia dengan sebutan senior) mendatangi nyokap gw, sambil menuding2nya sebagai seorang provokator. In case he read this, gw gak lagi ngomongin lu di belakang, gw lagi ngomongin lu di depan seluruh dunia, dengan blog yang dapat dibaca umum, bahkan lu sendiri bisa baca dengan bebasnya.
Oke, dia berlaku tidak sopan, terhadap nyokap gw, dan gw gak suka, sungguh gak suka. Jadi gw berusaha membela nyokap gw, tapi nyokap gw masih nyengir2 dan melambaikan tangan menyuruh gw pergi.

She's a superhero, nantilah gw cerita kenapa gw bilang nyokap gw superhero.

Lalu, gw tau, gw memang harus pergi dari area panas itu (meja makan di pastori), dan gw tau gw harus bersyukur karena gw pergi dari situ. Jamin 100% itu kerja Roh Kudus. Karena kalo gw gak pergi dari situ, gw uda robek-robek bibirnya. Tapi, nyokap gw, setau gw dia uda ratusan kali menghadapi situasi seperti demikian. Padahal emang bukan nyokap gw yang salah, dia sekedar meminta kolekte ke-3 sama jemaat. Bagian ini gak penting, gw skip...

Yang penting,
adalah bagian ini... Mudah-mudahan tulisan acak adut gw bisa dimengerti dan pada akhirnya menemukan konklusi yang match.
Gw tau, ya ya ya, gw tau, memang ada beberapa bagian di Paskah ini yang gak dikerjain dengan serius, berantakan, gw gak mau salahin temen-temen gw (guru SM yang lain) untuk hal ini. Oke ini salah gw, gw tau mereka gak bisa ngerjainnya, gw tau di antara mereka kemampuan manajerial gw lebih baik, tetapi yang jadi salah, gw gak kerjain!! Mungkin gw bisa kasih berpuluh-puluh excuse kenapa gak gw kerjain Paskah ini, dan excuse gw pasti masuk akal, tapi tetep gw merasa bersalah, ini salah gw. Waktu gw mengusulkan diri untuk jadi sie.acara gw gak berdoa dulu, partner gw si adek gw itu ternyata ujian besok, dan gw gak ngeh soal itu, alhasil gw ngerjain ini sendiri.

Intinya, tadi malam gw berdoa mati2an, gw bilang gw tau Tuhan gw salah, tapi setidaknya kasih gw kesempatan kedua. Gw sempet berpikir, kayaknya Paskah kali ini gak pantas diperjuangin. Rasanya malu, angkat kolekte ketiga, rasanya malu telpon2, mohon2 orang untuk ikut. Malu banget. Jemaat jadi dibebani sama masalah ini, apa iya rate harga kita terlalu mahal, padahal udah di subsidi. Orang-orang tua di gereja gak dukung, malah mencibir katanya, kami terlalu memaksakan kehendak. Kalau dana gak cukup, kenapa gak Paskah seadanya aja.

Yeah eksepsi gw, gw emang miskin, tapi gw kaya loh, gw gak mau memiskin-miskinkan diri. Paskah pake nasi bungkus, satu anak satu telor, di gereja, dengan acara seadanya. NOOOO! Paskah adalah peringatan yang besar! Paskah itu perayaan, dan worth enough, untuk dirayakan dengan meriah...

Gw putus asa, sampai gw inget, ayat yang bilang, ketika satu jiwa diselamatkan, malaikat di sorga bersorak-sorai. Srett, gw ambil daftar peserta dan gw hitung ada beberapa puluh anak Sekolah Minggu, ada 1 keluarga yang notaben bukan Kristen tapi ikut. Dan gw berbicara pada diri gw sendiri. Kerjakan!
Layak dan sudah sepantasnya mereka dengar kabar kebangkitan Yesus dengan sukacita. Kalau jemaat harus angkat kolekte sampai 7x bahkan 70x untuk mencukupi dana Paskah, demi anak-anak ini, itu layak! Sangat layak... Bahkan waktu gw dan teman-teman gw bersusah payah, bercucuran air mata, karena kontroversi, mereka tetap layak menerima pelayanan kami. Worth..

Dan malam itu, gw menang. Karena gw belum tau apa yang akan terjadi besok paginya a.k.a tadi pagi...

Karena kejadian tadi pagi, yang di atas gw uda ceritain, gw bener-bener gak suka nyokap gw harus berdiri di lini terdepan, melindungi kami guru-guru SM, terutama gue, yang kerjain Paskah gak sungguh-sungguh. Gw merasa terhina waktu nyokap gw pegang tangan bapak muda ini dan bilang dia mengasihinya, lalu bilang juga sama istrinya, "inget tante itu sayang sama kamu." Gw merasa terhina karena, lagi dan lagi, nyokap gw jadi karung pasir yang melindungi bibir pantai dari terjangan ombak (ya ya ya peribahasa gw ngaco).

Trus gw sok sok tegar, gw masuk kamar mandi, gw nangis, bukan karena gw sedih, tapi karena gw merasa terhina. Terus gw inget lagi apa yang gw pikirin tadi malem, jangankan puluhan jiwa, bahkan satuuuu anak SM aja, dia layak untuk mendapatkan pelayanan di acara istimewa ini. Ya, dia layak. Gw keluar kamar mandi, ke depan pager, langit mendung parah, matahari gak terlihat di mana-mana, tapi ada damai sejahtera di hati gw, gw menang, tapi belum selesai. Ban mobil bocor, gw menang.

Dan, memang gw menang. Tuhan kasih gw dan temen-temen guru gw, kemenangan. Di atas segala, kebegoan kami ngerjain Paskah ini, Dia kasih sesuatu yang kami gak bisa dapetin dengan usaha sendiri.
Ban bocor, tapi gak terlambat sampai. Langit mendung, tapi tidak hujan. Dan heyyy, satu keluarga yang tadi marah-marah ini pun muncul di Nuansa Bali. Lengkap. 9 orang.. Acara berjalan lancar, kotbah selesai, games selesai. Well done! Sempurna malah...

Gw menang, nyokap gw menang, partner-partner gw menang, karena Yesus menang :D hihooo

See? Dalam banyak hal yang menyulitkan di hidup gw, kadangkala Tuhan begitu baik, kasih gw sebuah pelajaran berharga. Mungkin, Ia sedang meyakinkan gw untuk mendalami bidang alternatif penyelesaian sengketa. Mungkin, Ia sedang berbisik di telinga gw, tentang pentingnya ilmu mediasi.
Semakin dipikir, kenapa tadi pagi gw gak mempersilahkan bapak muda itu duduk, dan menjelaskan semuanya dengan kepala dingin. Instead of yelling at him ~_~"
Gw perhatiin si istri, yang udah gw kenal sejak kecil, gw berdukacita untuk pilihan hidupnya, tapi gw tau gw sayang dia, gw tau dia sayang gw, dia sayang keluarga gw. Gw tau dia sangat menyesal dengan hal ini.

Yeah, it's done. Gw lega untuk sesaat tapi besok pasti ada tantangan selanjutnya.

Soli Deo Gloria

Tidak ada komentar:

Posting Komentar